Perjalanan Steam / Uap (2 fasa) pada TURBIN kapasitas 60 MW .
Uap yang dihasilkan di Well ProductionPAD dialirkan awal mula akan dimulai di alirkan ke Separator.
Separator disini untuk memisahkan antara uap dan air. Air sendiri akan didinginkan dan ditampung, yang kemudian dengan bantuan pompa akan dialirkan ke sumur injeksi.
Kemudian untuk uap nya melalui Pipa “main steam” menuju Power Plant , akan melewati Rock Muffler yang terletak di dekat untuk diatur agar jumlah uap yang masuk sesuai dengan tekanan yang diinginkan yaitu 9.8 bar.
Pipa Main steam yang menuju ke arah Power Plant terlabih dahulu melewati Rock Muffler .
Rock Muffler disini berfungsi untuk pengaman Pipa Main steam (pengaman terakhir pada pembangkit) apabila suatu saat terjadi fail system dan terjadi turbin TRIP, uap langsung terbuang ke Rock Muffler dan tekanan Uap didalam Pipa Main steam terjaga tidak lebih dari 12 Bar karena adanya over pressure. (Namun demikian ada juga fungsi lain dari Rock Muffler yaitu mengurangi kebisingan)
Dari Rock Muffler maka uap dan air akan dialirkan menuju Power Plant. Setelah sampai di Power Plant uap dengan tekanan 9.8 bar dan akan melalui 2 kali penyaringan yaitu melalui Steam Purifier (scrubber) dan setelah itu Dimister. Keduanya berfungsi untuk menyaring air yang masih terbawa oleh uap sampai diperoleh uap kering untuk menggerakkan turbin.
Setelah keluar dari Dimister uap air akan dialirkan melalui 2 arah dengan 2 fungsi yang berbedaa yaitu melalui MSV ( Main Stop Valve) untuk menggerakkan turbin dan Ejector Valve untuk memperoleh Vacuum Condensor.
Setelah vacuum main condesor diperoleh, uap bertekanan dilewatkan MSV masuk ke Turbin lanjut ke CV (Control Valve) 1 dan 2 kemudian SV (Stop Valve) 1 dan 2 yang dikontrol dengan Digital Elektronik. MSV dan SV berguna sebagai pengaman Uap yang masuk ke Turbin, sedangkan CV berguna sebagai pengontrol banyaknya uap yang digunakan untuk memutar turbin. Uap digunakan untuk menggerakkan Turbin yang yang telah dikopel dengan generator berkapasitas 60 MW dengan tegangan 15 KV dan frekuensi 50 Hz. Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin akan terkondensasi berubah fasa menjadi air yang bersuhu sekitar 33o C dan mengalir ke “main condenser” .
. Sebelum terjadi kondensasi uap, main condenser harus dalam kondisi vakum dengan ketinggian level air sekitar 40% dari kapasitas total condenser. Di dalam main condenser terdapat NCG( non condensable gas) atau gas yang tidak dapat dikondensasikan yang juga berasal dari proses vacum melalui ejector.NCG gas tersebut dibuang melalui vessel E-104 dan E-103 (intercondeserbdan aftercooler) ke Cooling tower bersama dengan uap yang tidak masuk ke turbin.
Jalur uap yang tidak masuk ke turbin akan disalurkan oleh Ejector Valve menuju ke ejector firststage yang berfungsi untuk membuat vakum main condenser, di dalam ejector uap panas akan mengalir ke Interkondenser untuk dikondensasikan bersama dengan NCG yang berasal dari Main Condenser. Hasil kondensasi berupa air akanmengalir ke Main Condenser untuk membantu menjaga kestabilan level air. Sisa kondensasi (NCG) dari Interkondenser akan dihisap oleh ejector secondstage bersama dengan sisa uap panas yang menuju ejector dari pipa firststage . Uap panas dan NCG akan dimasukkan ke dalam aftercooler untuk dilakukan kondensasi tahap 2. Hasilnya yang berupa air akanmengalir ke Main Condenser lagi untuk menjaga level air di Main Condenser sedangkan sisa kondensasi yang berupa NCG akan dikirim ke Cooling Tower untuk dibuang ke udara.
Kondensor yang berasal dari Main Condenser masih bersuhu sekitar 33 – 35 oC akan dipompa dengan menggunakan “Hotwell Pump” untuk didinginkan di Cooling Tower tapi sebagian akan di-by pass menuju Blowdown Pump yang selanjutnya akan diinjeksikan kembali ke perut bumi melalui sumur injeksi untuk masuk kembali ke reservoir alami sehingga akan menjadi uap lagi. Di Cooling Tower akan terjadi proses konveksi paksa yaitu pada proses pembuangan NCG ke udara oleh baling-baling (blade) dan pendingin air dengan menghisap panas oleh blade sedangkan hasilnya berupa air dengan suhu sekitar 23 -25oC. Air dari Cooling Tower akan dikembalikan ke Main Condensor untuk disemprotkan dalam membantu pengkondensian uap dari turbin menjadi air. Sebagian lagi akan dipompa oleh vacuum auxiliary pump menuju intercondenser dan aftercooler dengan fungsi yang sama yaitu untuk membantu pengkondensian uap dan NCG.
Dari semua proses yang ada di Power Plant akan dihasilkan listrik dengan kapasitas daya total sebesar 60 MW. Jumlah tersebut dihasilkan dari putaran turbin 7 stage dengan penggunaan uap sebesar 420 ton uap per jam. Turbin yang dikopel dengan Generator dengan kapasitas 60 MW dengan tegangan 15 KV dan frekuensi 50 Hz akan menghasilkan daya listrik yang nantinya akan didistribusikan ke PLN.
Beberapa Turbin mungkin mengalami modifikasi seiring perkembangan teknologi yang ada, termasuk juga akan mempengaruhi kualitas serta efisiensi turbin yang otomatis akan mempengaruhi perhitungan diatas.
Meskipun begitu Proyek Tenaga Listri k Panas Bumi ini memiliki Prospek masa depan yang sangat baik.
Harap ma'lum banyak kekurangan, semoga bermanfaat....
Ref :ilhamluthfib.blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar