Mungkin Anda yang di Kontraktor Merasakan ini
April 19, 2016 Afret Nobel Ideologikontraktor, mahasiswa, Proyek, teknik sipil
Si Topan dan Si Sule adalah dua orang sahabat baik. Mereka sudah bersahabat sejak awal masuk kuliah teknik sipil.
Topan dan Sule berasal dari daerah yang berlainan dan sangat jauh di ujung sana. Keduanya pertama bertemu saat mata kuliah mekanika tanah. Semenjak itu mereka tidak terpisahkan.
Dimana ada Topan disitu ada sule. Untung jaman dulu orang belum terlalu paham dengan LGBT. Kalau di jaman sekarang mungkin mereka sudah dicurigai sebagai pasangan. Hihihi
Dalam hal kampus, sule terkenal rajin dan pandai. Sementara topan sebaliknya. Setiap tugas dari kampus, mereka selalu menjadi satu kelompok, entah itu kebetulan karena nomor mahasiswa berdekatan atau memang disengaja. Mungkin sudah jadi takdir mereka, saling melengkapi.
Sedangkan di dunia luar kampus, Topan lebih luwes dalam pergaulan, sementara sule cenderung deffensive. Dia hanya bisa bercanda lepas dengan satu jenis orang, siapa lagi kalau bukan Topan.
Singkat cerita, perjalanan mereka mulus sampai pada semester akhir. Disinilah keadilan Tuhan terbukti.
Untuk mengerjakan tugas akhir, mereka tidak bisa bersama lagi seperti mengerjakan tugas kelompok. karena peminatan mereka berbeda.
Sule mencintai jurusan struktur sementara topan lebih suka teknik transportasi.
Sudah bisa ditebak jalan ceritanya, ya… Topan lulus duluan. Eh bukan, Sule lulus duluan.
Karena harus melanjutkan hidup, sule merasa ilmunya masih kurang dan dia mendaftar di S2 teknik sipil universitas ternama. Selang setahun kemudian barulah Topan menyusulnya.
Karena masuk S2 teknik sipil lebih awal, hasilnya sule lebih awal juga selesainya. Dan sule langsung mendapatkan sebuah pekerjaan yang diidam-idamkannya di sebuah perusahaan kontraktor ternama.
Topan banting setir, waktu S1 dulu ambil skripsi transportasi, setelah S2 malah menikung ke struktur beton. Niatnya ingin mengikuti jejak si Sule.
Setelah sekian lama sule bekerja di sana, hatinya mulai berontak. Ternyata pandangannya terhadap dunia kontraktor dulu dan realita sangat berbeda.
Yang dia pikir hanya bergelut dengan teknis, malah lebih banyak ke politis.
Karena tidak tahan dengan politik kantornya yang kotor, sule akhirnya memutuskan resign dan mulai berwirausaha. Sementara topan sudah terlanjur masuk ke perusahaan kontraktor BUMN ternama lainnya.
“Le, kok kamu malah resign toh? Bukannya posisimu sudah tinggi dan enak di sana?” Tanya Topan lewat sambungan telpon genggamnya
“Iya, Pan. Aku sudah bosan, mau berwirausaha aja” jawab Sule singkat
“Ah, pasti bukan karena itu. Aku tau kamu, Le” Balas Topan penuh selidik
“Yaaa… kamu kan juga di kontraktor, Pan. Kamu kan ngerasain sendiri”
“Sule, Sule… kamu masih saja seperti dulu. Jangan terlalu polos lah jadi orang, aku ngerasain kok apa yang kamu rasain. Tapi ya aku jalani aja, toh memang begini caranya.” Jawab topan membela diri
Di masa-masa sule bekerja di kontraktornya, dia banyak menyaksikan tindakan-tindakan tidak pantas menurutnya. Suap sana sini untuk memuluskan proyek. Puncaknya dia disuruh mengantarkan amplop yang berisi segepok uang kepada panitia lelang untuk mendapatkan proyek.
Hanya satu keyakinan Si Sule dan selalu ia pegang sampai saat ini:
Saat kita tinggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan gantikan dengan yang lebih baik… itu janji-Nya.
Walhasil, sekarang berkat keyakinan dan pertolongan Allah, bisnis Sule semakin menggurita. Tidak lama lagi dia akan mendirikan sebuah perusahaan konsultan perencana struktur terkenal.
Sementara Topan sudah mengeras hatinya semenjak bekerja di sana.
NB: Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika terdapat kesamaan dengan kisah Anda, jangan terlalu diambil hati. Hehehe
//pagead2.googlesyndication.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar