METODE KONSTRUKSI DAN BEBERAPA CONTOH METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Ho Steven, dkk. Studi Kasus Terhadap Pelaksanaan Basement 5 Lantai Di Wilayah Surabaya Barat. Jurnal Teknik Sipil: Universitas Kristen Petra.
Wahyu Adi Satriawan. Perbandingan metode pelaksanaan konstruksi basement top down dengan bottom up. Universitas Indonesia.(http://denianaksipil.blogspot)
Wahyu Adi Satriawan. Perbandingan metode pelaksanaan konstruksi basement top down dengan bottom up. Universitas Indonesia.(http://denianaksipil.blogspot)
Metode Konstruksi
Metode konstruksi merupakan proses yang digunakan untuk membuat pelaksanaan proyek menjadi
lebih tepat waktu, hemat biaya, dan terarah serta efisien.
Metode konstruksi yang digunakan pada setiap proyek bisa berbeda karena ditentukan oleh keadaan sekitar proyek yang berkaitan, misalnya luas ruang bebas, akses menuju lokasi, dan lingkungan sekitar proyek.
Saat ini metode konstruksi bangunan telah mengalami kemajuan dalam hal penggunaan alat, bahan dan metode kerjanya. Metode kerja pembangunan seperti yang kita ketahui adalah memulai pembangunan dari bagian bawah menuju bagian bangunan atas (bottom-up). Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan manusia, untuk meengatasi permasalahan yang dapat timbul pada lingkungan sekitar pada proses pembangunan, maka diciptakan metode konstruksi Top-down atau dari atas ke bawah, sehingga dikenal sampai saat ini ada 2 jenis metode yang berkembang secara umum untuk memudahkan pengerjaan maupun teori pengerjaan. Meskipun seiring berkembangnya waktu dan kemajuan teknologi hal mengenai metode pengerjaan akan selalu berkembang.
Saat ini metode konstruksi bangunan telah mengalami kemajuan dalam hal penggunaan alat, bahan dan metode kerjanya. Metode kerja pembangunan seperti yang kita ketahui adalah memulai pembangunan dari bagian bawah menuju bagian bangunan atas (bottom-up). Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan manusia, untuk meengatasi permasalahan yang dapat timbul pada lingkungan sekitar pada proses pembangunan, maka diciptakan metode konstruksi Top-down atau dari atas ke bawah, sehingga dikenal sampai saat ini ada 2 jenis metode yang berkembang secara umum untuk memudahkan pengerjaan maupun teori pengerjaan. Meskipun seiring berkembangnya waktu dan kemajuan teknologi hal mengenai metode pengerjaan akan selalu berkembang.
Berikut ini adalah penjelasan sederhana mengenai metode Bottom-up dan Top-down :
1. Metode Bottom-up
Metode bottom-up adalah metode pemabangunan gedung yang dimulai dari bawah menuju ke atas. Pada metode ini pekerjaan difokuskan pada pembuatan basemen. Langkah yang dilakukan yaitu melakukan penggalian tanah basemen sampai elevasi yang direncanakan, kemudian pekerjaan pondasi, dan dilanjutkan pekerjaan kolom balok dan pelat sampai lantai atas.
a. Penyiapan akses peralatan dan bahan
b. Penggalian tanah
c. Pembuatan pondasi
d. Pembuatan dinding penahan tanah (bila diperlukan)
e. Pembuatan lantai basemen
f. Pembuatan kolom, balok dan pelat lantai berulang sampai dengan lantai paling atas.
b. Penggalian tanah
c. Pembuatan pondasi
d. Pembuatan dinding penahan tanah (bila diperlukan)
e. Pembuatan lantai basemen
f. Pembuatan kolom, balok dan pelat lantai berulang sampai dengan lantai paling atas.
Kekurangan metode bottom-up :
a. Pelaksanaan dewatering perlu lebih intensif
b. Penggunaan konstruksi sementara sangat banyak
c. Tidak memungkinkan pelaksanaan dengan super struktural secara efisien
Kelebihan metode bottom-up :
a. Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak memadai
b. Tidak memerlukan teknologi yang tinggi
c. Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi sudah dikuasai
b. Penggunaan konstruksi sementara sangat banyak
c. Tidak memungkinkan pelaksanaan dengan super struktural secara efisien
Kelebihan metode bottom-up :
a. Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak memadai
b. Tidak memerlukan teknologi yang tinggi
c. Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi sudah dikuasai
2. Metode Top-down
Metode top-down adalah cara pelaksanaan pembangunan gedung yang memulai pembangunan dari atas ke bawah. Proses pelaksanaan metode ini diawali dengan memasang dinding diafragma, kemudia pondasi dan king post, setelah itu pembuatan plat lantai dasar, dan ke bawah basemen bersamaan dengan galian. Metode ini dilakukan pada kondisi dimana di sekitar proyek terdapat bangunan yang berdekatan, sehingga dikhawatirkan akan longsor jika menggunakan metode bottom-up.
Urutan metode top-down :
a. Memasang dinding diafragma
b. Memasang pondasi beserta king post
c. Mengerjakan pelat lantai dasar
d. Mengerjakan pengerukan dan lantai basemen dan kolom lantai atas
e. Mengerjakan lantai basemen lebih bawah bersamaan lantai lebih atas
b. Memasang pondasi beserta king post
c. Mengerjakan pelat lantai dasar
d. Mengerjakan pengerukan dan lantai basemen dan kolom lantai atas
e. Mengerjakan lantai basemen lebih bawah bersamaan lantai lebih atas
Kekurangan metode top-down :
a. Diperlukan peralatan berat yang khusus
b. Sumber daya manusia terbatas
c. Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek
Kelebihan metode top-down :
a. Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat
b. Relatif tidak mengganggu lingkungan
c. Resiko teknis lebih kecil
b. Sumber daya manusia terbatas
c. Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek
Kelebihan metode top-down :
a. Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat
b. Relatif tidak mengganggu lingkungan
c. Resiko teknis lebih kecil
Kemudian dari (smb-bali.blogspot) ada contoh. METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN.
METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN.
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan setempat.
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan keamanan setempat.
Manajemen Proyek:
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat diselesaikan tepat waktu yaitu selama 2,5 bulan ( 72 hari Kalender), tepat biaya sesuai dengan SPH dan tepat mutu sesuai dengan RKS + Spesifikasi teknis. Proyek ini merupakan proyek paket pekerjaan Arsitektur, dimana pelaksanaan mengikuti pekerjaan struktur dan sipil yang sudah berlangsung dan dibangun sesuai perencanaan.
Metode yang kami susun berdasarkan 2 (dua) tahap yaitu :
I. TAHAP PERENCANAAN
II TAHAP PELAKSANAAN
II TAHAP PELAKSANAAN
I . TAHAP PERENCANAAN
A. PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva S )
Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain:
Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut:
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain:
Untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut:
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas (MK), akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.
Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network Planning, dibutuhkan waktu selama 2,5 bulan (72 hari kalender) untuk menyelesaikan proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik.
Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.
Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana kerja & Network Planning, dibutuhkan waktu selama 2,5 bulan (72 hari kalender) untuk menyelesaikan proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang direncanakan, Hal ini akan sangat bermanfaat agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik.
B. PENGAJUAN/PERIJINAN
a)Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan.
b) Gambar Kerja (Shop Drawing)
Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan.
Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.
Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).
Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan.
Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk dilaksanakan di lapangan.
Gambar kerja dibuat rangkap 3 (tiga): 1 (satu) set untuk kontraktor, 1 (satu) set untuk pengguna jasa dan 1 (satu) set untuk konsultan pengawas (MK).
c) Material/Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK.
Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungki dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
II. TAHAP PELAKSANAAN
Pekerjaan pembangunan meliputi:
A. TAHAPAN PERSIAPAN
a) Pembuatan Bedeng pekerja, Direksi Keet, gudang bahan, & sarana sanitasi pekerja juga area kerja.
b) Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja.
c) Keamanan Proyek + Pos Jaga.
d) Penggunaan Daya PLN.
e) Pembersihan lapangan dan daerah kerja.
b) Peralatan kerja, air kerja & listrik kerja.
c) Keamanan Proyek + Pos Jaga.
d) Penggunaan Daya PLN.
e) Pembersihan lapangan dan daerah kerja.
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Bongkaran
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap Baja Ringan
4. Pekerjaan Plafond.
5. Pekerjaan Finishing Lantai.
6. Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela
7. Pekerjaan Pengecatan
2. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Atap Baja Ringan
4. Pekerjaan Plafond.
5. Pekerjaan Finishing Lantai.
6. Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela
7. Pekerjaan Pengecatan
1. Pekerjaan Bongkaran
Untuk Pelaksanaan Rehab. Berat disini diperlukan pekerjaan2 Bongkaran yang rencana material Bekas Bongkaran sebagian ada yang akan dipakai kembali, sehingga diperlukan tidak terjadi kerusakan2 diantaranya Daun pintu dan kaca.
Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas Bongkaran sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.
Untuk bekas bongkaran diperlukan Pembuangan keluar Site dan Kerapihan Bekas Bongkaran sehingga tidak akan mengganggu kegiatan yang ada.
2. Pekerjaan Dinding Bata Merah.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratan-persyaratan standart:
a. PUBI – 1982
b. NI – 3 – 1970
c. NI – 10 – 1973
d. SSII – 0021 – 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as – as pasangan bata.
a. PUBI – 1982
b. NI – 3 – 1970
c. NI – 10 – 1973
d. SSII – 0021 – 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as – as kolom dan as – as pasangan bata.
Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi tersebut dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi.
Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:
a. Sebelum dipasangkan, batu bata harus direndam di air sampai jenuh.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram dengan air sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk menentukan posisi horizontal dan vertical denagn menggunakan benang yang berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek sebagai angkur ke dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof yang pada saat pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding bata diatasnya.
Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram dengan air sampai jenuh.
c. Pemasangan propilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk menentukan posisi horizontal dan vertical denagn menggunakan benang yang berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek sebagai angkur ke dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof yang pada saat pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen tersebut tidak menerima beban berat dinding bata diatasnya.
Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.
Setelah pekerjaan pasang Bata selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan plesteran dan acian, dimana sebelum pekerjaan dimulai permukaan yang akan dipelester harus dibersihkan dan dibasahi air terlibih dahulu.
Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus dibuat acuan ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.
Agar permukaan pelesteran dan acian rata, maka pada saat pekerjaan plesteran harus dibuat acuan ketebalan plesteran dari benang dan alat bantu penggaris.
3.Pekerjaan Atap Baja Ringan
Dalam pelaksanaan Kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan system mutu yang dimiliki , sesuai Specifikasi Teknis yang telah ditentukan karena bentang atap 7 m s/d 12, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan .
Adapun urutan pekerjaan-pekerjaan ini meleiputi:
1. Kami buat making arah vertical dan Horizontal untuk menentukan tegak lurus atap Kuda2..baja ringan.
2. untuk yang behubungan dengan dinding diperlukan pemasangan angkur.
3. setelah rangka kuda2 selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru pekerjaan Reng baja ringan bisa dimulai . Jarak Reng harus disesuaikan dengan ukuran genteng yang akan dipasang. Karena Disini genteng yang dipakai Genteng Morando Glazur.
2. untuk yang behubungan dengan dinding diperlukan pemasangan angkur.
3. setelah rangka kuda2 selesai dan benar-benar kuat dan lurus baru pekerjaan Reng baja ringan bisa dimulai . Jarak Reng harus disesuaikan dengan ukuran genteng yang akan dipasang. Karena Disini genteng yang dipakai Genteng Morando Glazur.
4. Pekerjaan Plafond
Pekerjaan plafond gysum 9 mm, allumunium perforated, plafond plater/expose, adapun secara prinsip metode pelaksanaanya hampir sama.
Urutan pekerjaan pemasangan gypsum meliputi:
Urutan pekerjaan pemasangan gypsum meliputi:
a. Pekerjaan Rangka Plafond.
Ranga plafond kami buat dari besi hollow yang telah di zincromate/meni. Pada proses pemasangan rangka plafond kami lakukan pengukuran (leveling) elevasi ketinggian plafond dari lantai ditandai dengan tarikan benang antar kedua sisi dinding. Agar permukaan rangka tidak melenduk kami beri penggantung pada jarak 1 m dibawah dak beton dan pinggir rangka diperkuat dengan ramset.
Ranga plafond kami buat dari besi hollow yang telah di zincromate/meni. Pada proses pemasangan rangka plafond kami lakukan pengukuran (leveling) elevasi ketinggian plafond dari lantai ditandai dengan tarikan benang antar kedua sisi dinding. Agar permukaan rangka tidak melenduk kami beri penggantung pada jarak 1 m dibawah dak beton dan pinggir rangka diperkuat dengan ramset.
b. Pekerjaan Pemasangan Penutup
Untuk penutup terbuat dari gypsum board tebal 9 mm dan allumunium dengan rangka hollow yang telah di zinckromate. Pada sambungan gypsum di beri kain kasa agar nantinya tidak terjadi keretakan, sambungan gypsum dan list di compound dengan compound khusus gypsum sampai permukaan halus.
Untuk penutup terbuat dari gypsum board tebal 9 mm dan allumunium dengan rangka hollow yang telah di zinckromate. Pada sambungan gypsum di beri kain kasa agar nantinya tidak terjadi keretakan, sambungan gypsum dan list di compound dengan compound khusus gypsum sampai permukaan halus.
c. Pekerjaan Pemasangan List.
Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi, maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.
Setelah pekerjaan pemasangan penutup plafond selesai sampai pada sambungannya rapi, maka pekerjaan pemasangan list dapat kami laksanakan. Ukuran dan bentuk sesuai dengan persetujuan dari direksi. Pemasangan list dan sambungannya kami buat yang kuat, lurus, rapi dan rapat. Kerapatan antar list dengan dinding atau partisi diisi dengan compound setelah kering dihaluskan dengan amplas khusus baru bias dicat.
5.Pekerjaan Finishing lantai.
Pekerjaan finishing keramik lantai:
a. Pekerjaan Keramik,
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
NI – 2 - 1971
NI – 3 – 1970
NI – 8 – 1972
SSII – 0241 – 1970
Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan plafond selesai, hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar akibat pemasangan bekisting sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan keramik mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
NI – 2 - 1971
NI – 3 – 1970
NI – 8 – 1972
SSII – 0241 – 1970
Adapun pekerjaan pemasangan lantai keramik kami laksanakan setelah pekerjaan plafond selesai, hal ini kami perhitungkan agar kerusakan keramik tidak terlalu besar akibat pemasangan bekisting sarta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.
6. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela allumunium warna serta Penggantung/Pengunci
Pekerjaan pada proyek ini terdiri dari pintu kayu dan allumunium, dimana dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pelaksanaan pekerjan kayu mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
· NI – 3 – 1970
· NI – 5 1961
· SII – 0458 – 8
· PUBI – 1982 pasal 37
Kayu-kayu yang akan digunakan kayu kamper, utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan telah diberi bahan anti rayap.
Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dll harus ditutp dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus lot/lurus terhadap dinding, sambungan kusen harus tepat, halus dan rata. Pada kusen kayu kami beri penguat berupa besi atau paku yang ditanam pada kolom praktis agar nantinya dinding sekitar pinggir kusen tidak retak/pecah.
Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu dan jendela akan kami pasang dengan rapid an kuat agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.
Urutan Pemasangan kusen kayu:
Pelaksanaan pekerjan kayu mengacu pada persyaratan-persyaratan standar:
· NI – 3 – 1970
· NI – 5 1961
· SII – 0458 – 8
· PUBI – 1982 pasal 37
Kayu-kayu yang akan digunakan kayu kamper, utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengawetan dan telah diberi bahan anti rayap.
Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan dll harus ditutp dengan dempul/sealer hingga rapi kembali.
Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus lot/lurus terhadap dinding, sambungan kusen harus tepat, halus dan rata. Pada kusen kayu kami beri penguat berupa besi atau paku yang ditanam pada kolom praktis agar nantinya dinding sekitar pinggir kusen tidak retak/pecah.
Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk pintu dan jendela akan kami pasang dengan rapid an kuat agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.
Urutan Pemasangan kusen kayu:
a. Beri tanda di mana kusen akan di pasang
b. Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak dan ditahan agar tidak bergerak dan tetap tegak.
c. Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen agar tetap
Berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan atau kiri, kemudian kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen bagian atas.
Berdiri tegak. Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan atau kiri, kemudian kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen bagian atas.
d. Pasang bata dan kawat pengikat ( angkur ) yang dipasang pada setiap 4 atau lima lapis batu.
e. Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen, sehingga dengan demikian kusen akan menjadi massif, kuat dan kokoh.
7.PEKERJAAN PENGECATAN EX VINILEX
Dalam menentukan material, peralatan dan pelaksanaan pekerjaan mengacu pada ketentuan sebagai berikut :
a. NI-3
b. NI-4
c. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak kelur air embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian diplamir kembali setelah itu pengecatan bisa dimulai.
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah kering :
a. NI-3
b. NI-4
c. Rekomendasi dan jaminan dari pabrik
Sebelum dinding dicat/ diplamir keadaan dinding harus sudah benar benar kering ( tidak kelur air embun ) setelah benar benar kering, lalu diamplas sampai halus kemudian diplamir kembali setelah itu pengecatan bisa dimulai.
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan sudah kering :
Urutan urutan pekerjaan
1. Pengecatan dinding
a. Pastikan permukaan dinding yang akan di cat bersih dan kering untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu dan kemudian bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan pengecatan lapis demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan plamir karena factor cuaca.
b. Pekerjaan di mulai dari langit langit diteruskan ke dinding dekat kusen jendela, pintu dan kemudian bagian bawah.
c. Pengecatan lapis pertama menggunakan bahan dasar/ plamir dilanjutkan dengan pengecatan lapis demi lapis kecuali untuk dinding luar/ exterior tidak menggunakan plamir karena factor cuaca.
2. Pekerjaan pengecatan plapon
Sebelum pengecatan plafond dan partisi kami mulai, permukaan sambungan plafond/ partisi kami amplas sampai permukaannya rata dan halus, kemudian kami bersihkan dari debu bekas amplas setelah permukaan benar benar rata. Pekerjaan pengecatan bisa di mulai lapis pertama, setelah lapis pertama kering dilanjutkan lapis berikutnya sampai benar benar sempurna.
Peralatan yang dipakai:
Peralatan yang dipakai:
Kuas, Rol cat, perancah, amplas, kape, alat bantu Seperti yang kami uraikan pada bagan dibawah ini, serta hasil tes kami serahkan dan ajukan kepada pihak pengawas.
Demikian Metode dan Tahapan Pelaksanaan ini dibuat sebagai gambaran dalam proses pekerjaan di lapangan
,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar