Senin, 04 September 2017

ANGGOTA TUBUH ANAK Yang Perlu DiCIUM ORANGTUA

Facebook/MAJELIS TA'LIM HABIB ALI KWITANG

Bismillah..
ANGGOTA TUBUH ANAK Yang Perlu DiCIUM ORANGTUA Setiap Hari
Mari lahirkan rasa kasih dalam diri anak-anak melalui sifat ibu bapaknya yang penyayang.
Berikut ini adalah saran kami sebagai psikolog islam yang sebaiknya diamalkan setiap hari terhadap anak-anak.
CIUMAN KASIH SAYANG
1. Di ubun-ubun
menunjukkan kebanggaan orangtua terhadap anak sambil didoakan agar menjadi anak soleh/sholehah, aamiin.
2. Di dahi
menandakan orangtua redha atas keberadaan anak.
Rasulullah s.a.w mencium Fatimah radiallahu anha di dahinya.
3. Di kedua pipi
sambil mengucap masya Allah, sebagai tanda _syauq_ (perasaan sayang dan rindu) orangtua terhadap anak.
4. Di tangan anak
tanda _mawaddah wa hubb_ (kasih sayang) sambil mengucap _barakallah_, sebagaimana Rasulullah s.a.w juga selalu mencium tangan putri tercinta : Fatimah r.a.
SENTUHAN SAYANG
1. Menggosok belakang kepala anak, sebagai tanda kasih sayang dan perlindungan.
2. Menggosok atas kepala atau ubun-ubun, menunjukkan kebanggaan orangtua terhadap anak.
3. Mengusap dahi, sebagai tanda _syauq_ (perasaan sayang dan rindu) terhadap anak.
4. Kedua pipi, juga tanda _mawaddah wa hubb_ (kasih sayang)
5. Memegang kedua tangan, untuk menenangkan anak ketika perasaannya tampak kacau atau bingung.
Perhatian :
Usaplah dada anak sambil istighfar saat ia menunjukkan kecenderungan berbuat salah atau sedang marah, untuk menenangkannya.
Lakukan tindakan mawaddah warohmah ini diiringi kalimat2 thoyyibah.

Semoga bermanfaat.
# Muhasabah untuk diri sendiri
Barakallahu Fiikum

Senin, 14 Agustus 2017

Pesan Ayah untuk Anak


Telaga kesabaran

Muhammad Hamdani
(Santri Ribath asal Pontianak)

Seorang ayah dan laki-laki muda :
Ayah, ayah kata sang anak
Ada apa? tanya sang ayah..
aku capek, sangat capek
aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek aku mau menyontek saja!
aku capek. sangat capek
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja!
aku capek, sangat capek
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung aku ingin jajan terus!
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku
aku capek ayah, aku capek menahan diri aku ingin seperti mereka.. mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! sang anak mulai menangis
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata  anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu , lalu sang ayah menarik tangan sang anak . kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang, lalu sang anak pun mulai mengeluh
ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang aku benci jalan ini ayah" sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.
Wwaaaah tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini ! sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
  Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah?  Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?
  Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu
Ooh berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah
  Nah, akhirnya kau mengerti
Mengerti apa? aku tidak mengerti
  Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku
Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar
Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat  begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi  ingatlah anakku ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri  maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri  seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya  maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang  maka kau tau akhirnya kan?
 
Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini  sekarang aku mengerti  terima kasih ayah, aku akan tegar saat yang lain terlempar
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

http://www.pejuangislam.com

Senin, 07 Agustus 2017

Ilmu ORANG TUA

Ilmu orang tua adalah pengetahuan akal dan kesadaran batin bahwa ia akan mati, dan itu bisa berlaku tidak 30 tahun yang akan datang, melainkan bisa juga besok pagi-pagi menjelang seseorang masuk kantor. Orang tua yang berpikir efisien tidak menghabiskan tenaga dan waktunya untuk kesementaran, melainkan untuk keabadian. Tidak menumpahkan profesionalisme untuk menggapai sesuatu yang toh tidak akan menyertainya selama-lamanya.

Ilmu orang tua adalah kesanggupan memilih satu dua yang abadi di antara seribu dua ribu yang temporer. Memilih satu dua yang sejati di tengah seribu dua ribu hal-hal, barang-barang, pekerjaan-pekerjaan, target-target yang palsu. Manusia yang paling profesional adalah yang memiliki akar pengetahuan dan daya terapan untuk bersegera menggunakan ilmu orang tua tanpa menunggu usianya menjadi tua.

Manusia yang paling cerdas dan peka adalah yang mengerti bahwa segala sesuatu dalam kehidupannya harus diperbaiki sekarang juga, tidak besok atau lusa, karena bisa keburu mati. Bahwa apapun saja harus segera di-husnul-khatimah-i dan menghindarkan diri dari kemubaziran-kemubaziran mengurusi hal-hal yang semu, palsu dan temporer.

Bahwa hutang harus segera dibayar. Bahwa kesalahan harus segera dihapuskan dengan meminta maaf kepada sesama manusia yang disalahi dan memohon ampun kepada Tuhan.

Bahwa omset ekonomi berapapun tidak menolong seseorang di garis kematiannya. Bahwa jabatan setinggi apapun tidak menambahi keberuntungan apapun di hadapan mautnya. Bahwa kejayaan, kemegahan dan kegagahan macam apapun tidak akan sanggup mengurusi nasibnya di depan sakaratul maut, yang akan muncul mendadak dan tiba-tiba.

caknun.com

Rabu, 02 Agustus 2017

KEWAJIBAN ISTRI DAN SUAMI DALAM ISLAM

"WANITA & LELAKI DI MATA HUKUM ISLAM"
Wanita perlu taat kepada suaminya, setelah itu baru kepada bapak dan ibunya.
Tapi tahukah, bahwa lelaki wajib taat kepada Ibunya 3x lebih utama dari pada kepada bapaknya ...
Wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada Lelaki.
Tapi tahukah bahwa harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk Isteri dan anak-anaknya ...
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak.
Tapi tahukah bahwa setiap saat wanita didoakan oleh segala umat, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini. Serta jika ia mati karena melahirkan adalah Syahid niscaya Surga akan menantinya.
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggung jawabkan 4 wanita, yaitu:
1. Isterinya
2. Ibunya
3. Anak Perempuannya dan
4. Saudara Perempuannya
Artinya :
bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu :
1. Suaminya
2. Ayahnya
3. Anak Lelakinya dan
4. Saudara Lelakinya
Seorang wanita boleh memasuki pintu surga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya.. dengan syarat :
1. Shalat 5 waktu
2. Menutup Aurat
3. Puasa di bulan Ramadhan
4. Taat kepada Suaminya
Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata..
Di kirim khusus kepada wanita shalihah agar senantiasa :
@ Bersabar saat tertekan
@ Tersenyum di saat hati menangis
@ Diam saat terhina
@ Mempesona krn memaafkan
@ Mengasihi tanpa pamrih
@ Bertambah kuat di dlm doa dan pengharapan..
Dikirim untuk laki-laki agar senantiasa mencintai Isterinya, Ibunya, Anak Perempuannya dan Saudara perempuannya
10 Sifat Wanita Yang Mendatangkan Rezeki Bagi Suami.
Banyak suami yang mungkin tidak tahu bahwa rezekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peranan isteri
Memang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, namun bisa dijelaskan secara spiritual bahwa 10 sifat isteri ini dapat MEMBANTU mendatangkan rezeki bagi suaminya.
1. Isteri yang pandai Bersyukur.
2. Isteri yang Tawakal kepada Allah.
3. Isteri yang baik pemagaman agamanya.
4. Isteri yang banyak Beristighfar
5. Isteri yang gemar Silaturahim.
6. Isteri yang suka Bersedekah.
7. Isteri yang Bertaqwa.
8. Isteri yang selalu Mendoakan Suaminya.
9. Isteri yang gemar Solat Dhuha.
10. Isteri yang Taat dan Melayani suaminya.

Facebook/MAJELIS KWITANG HABIB ALI AL-HABSYI

Rabu, 07 Juni 2017

Sikap Terbaik Islam Indonesia

Prof. Nasaruddin Umar,

Para hadirin sesuai dengan kondisi yang dihadapi bangsa sekarang.
Nasaruddin mengaku pernah mempelajari hadits yang dirasanya cocok dengan dinamika bangsa sekarang dan harus mencari-cari riwayat sahih hadits tersebut agar dia merasa yakin bisa disampaikan ke para pemimpin dan rakyat Indonesia, dan akhirnya dia temukan juga.
"Kita hanya menghukum apa yang tampak, jangan menghukum akidahnya orang. Mau aliran sesat atau aliran apapun juga, asalkan formalnya sudah bersyahadat, jangan dikorek-korek lagi," kata Nasaruddin menjelaskan hadits tersebut.
"Hanya Allah yang tahu apa yang tersembunyi dalam hati orang. Jadi kalau ada orang yang menghakimi akidahnya orang lain 'kamu itu aliran sesat' misalnya, saya ingin meningatkan kita semua jangan terlalu gampang mengaliransesatkan orang."
"Dan sebaliknya juga jangan terlalu gampang mengkafir-kafirkan orang, karena hadits Nabi mengatakan kalau kita mengkafirkan orang yang tidak kafir -- itu mental (memantul), kita yang jadi kafir. Tidak ada keuntungan untuk memvonis seseorang itu kafir atau sesat," ujar pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu.
Masyarakat Plural Kehendak Allah
Presiden dan hadirin yang lain tampak makin tekun menyimak tausiah kyai tersebut, ketika dia menyebutkan bahwa masyarakat heterogen yang terdiri atas berbagai suku atau agama seperti Indonesia adalah suatu keniscayaan yang dikehendaki Allah.
"Dalam masyarakat plural seperti kita, saya ingin mengingatkan sebuah ayat bahwa nggak mungkin kita akan bisa menyatukan umat dalam pengertian persatuan yang homogen. Ayatnya dalam surah An Nahl ayat 93," ujarnya.
-- Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. [QS An Nahl: 93] --
"Jadi mustahil kita bisa menciptakan masyarakat yang homogen di atas muka bumi ini, yang terjadi adalah masyarakat heterogen," jelas Nasaruddin, lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
"Heterogenitas itu juga perlu bingkai, dan itulah sebetulnya Bhinneka Tunggal Ika yang dicerminkan dalam Quran."
"Quran tidak pernah mengisyaratkan perlunya ada persatuan dalam pengertian homogenitas di masyarakat."
"Membaca ayat ini, kalau orang paham Bahasa Arab, insya Allah dia akan berkesimpulan tidak mutlak kita harus menciptakan suatu masyarakat yang homogen (satu umat saja)."
"Masyarakat yang heterogen itu yang penting adalah bagaimana wai‘tashimuu bihabli allaahi jamii’an [QS Ali Imran: 103], berpegang teguh kepada sebuah tali, common platform, ini yang paling penting."
"Kita dinamisnya tidak mungkin bisa menyatukan menjadi satu Indonesia yang utuh dalam pengertian homogennya. Tetaplah menjadi sukunya masing-masing, tetapi yang paling penting adalah kita berpegang pada sebuah tali universal yang kita ikuti."
"Inilah yang dimaksud wai‘tashimuu bihabli allaahi jamii’an. Semuanya kalian harus berpegang teguh pada hanya satu tali. Kalau kita di sini itulah Pancasila. Ini perintah Quran, bukan perintah siapa-siapa."
beritasatu.com

Rabu, 12 April 2017

Ahlusunahwaljamaah pecah?????

Tarim
Untuk kesekian kalinya, Departemen Pendidikan dan Dakwah Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut kembali mengadakan acara seminar ilmiah dengan mengangkat tema “Man hum Ahlussunnati wal Jama’ah? Wa Af’alu al-‘Ibad: Siapakah Ahlussunnah wal Jamaah? Dan Orientasi Perbuatan Seorang Hamba”. Acara kali ini berlangsung pada Jumat malam (19/2) di Auditorium Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, Yaman.

Seminar dengan dua tema pembahasan yang cukup berat ini sengaja mendatangkan dua narasumber yang memiliki kapabilitas dalam bidang masing-masing. Yang pertama Syekh Mukhtar Jamil seorang pakar muda dalam bidang ilmu hadits, dan kedua Habib Abdullah bin Ahmad Al-Jufri, spesialis dalam bidang ilmu teologi. Kedatangan kedua ulama muda ini merupakan satu peristiwa yang langka sekaligus kebanggaan bagi para pelajar Indonesia yang berada di Hadhramaut.

Pada awal pembahasan, Syekh Mukhtar mengatakan bahwa tujuan diskusi ini bukan untuk menebar kebencian di antara sekte-sekte keislaman yang telah ada. Ia menekankan, bahwa pertemuan ini hanya untuk mendeskripsikan serta mendudukkan suatu permasalahan pada tempatnya.

“Kami hanya ingin memberikan penamaan terhadap suatu perkara sesuai dengan kandungannya, bukan untuk menambah kebencian,” cetusnya.

Menurut Syekh Mukhtar, istilah Ahlussunnah wal Jamaah merupakan satu-satunya sekte yang beruntung dan terdiri dari satu golongan saja. Meskipun dari beberapa pandangan, Ahlussunnah wal Jamaah masih terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu al-Muhadditsun, kelompok yang memprioritaskan dalil-dalil naqli (yang bersumber dari periwayatan) dalam pembahasan ilmu akidah. Ahlunnadzar al-Aqli, para penganut paham rasionalisme yang diperankan oleh Al-Maturidiyah dan Al-Asy’ariah. Dan yang ketiga adalah As-Sufiah, yaitu pengikut aliran sufisme. Ketika ditanya mengenai pemecahan yang terjadi pada tubuh Ahlussunnah wal Jamah sendiri, ia menandaskan bahwa hal itu tidak merusak statemen awal, bahwa Ahlussunnah wal Jamaah hanya terdiri dari satu golongan saja. Ia mencontohkan seperti satu universitas yang di dalamnya terdapat beberapa fakultas yang berbeda.

“Contoh konkretnya seperti Universitas Al-Ahgaff yang memiliki beberapa fakultas. Setiap fakultas tetap dinisbatkan terhadap Universitas Al-Ahgaff” tegasnya menambahkan.

Pada akhir penyampaiannya, Syekh yang merupakan jebolan Darul Musthafa ini menyatakan, bahwa semua empat madzhab yang ada (Hanafiah, Syafi’iah, Malikiah, dan Hanabilah) merupakan penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah. “Setiap al-Madzahib al-Arba’ah (empat madzhab) termasuk dari paham Ahlussunnah wal Jamaah,” tuturnya.

Beralih terhadap tema pembahasan yang kedua, yaitu orientasi pekerjaan seorang hamba, Habib Abdullah bin Ahmad Al-Jufri tampil sebagai pembicara. Ulama muda yang merupakan santri Syekh Said Fudah ini sangat cekatan dalam penyampaiannya. Pertama-tama ia menyuguhkan perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama Ahlussunnah wal Jama`ah dan ulama Mu`tazilah perihal “perbuatan makhluk dan kaitannya dengan kehendaknya sendiri”, dikemukakan di dalamnya dalil-dalil yang menjadi landasan para ulama Ahlussunnah dan Mu`tazilah dalam berhujjah. Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan perbedaan pendapat secara internal yang terjadi di kalangan ulama Ahlussunnah itu sendiri.

Pembicaraan yang cukup memeras otak para peserta seminar itu ia tutup dengan menukil perkataan Imam Abdullah Al-Haddad dalam bait-baitnya yang terkenal, yang artinya: “Dan hanya dengan taufiq Allah lah semuanya bisa melakukan ketaatan, maka mohonlah kepada Nya taufiq itu untukmu”.
NU ONLINE

Rabu, 05 April 2017

Uwais Al Qarni. Kelangit karna Ibu

Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaanIbunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan."Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya.Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandusyang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi haji naik lembu. Ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendonglembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah!Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf diKa'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah.Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kataUwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran.Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."Subhanallah, itulah keingananUwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? Itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utamaRasulullah SAW untuk mengenali Uwais.Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan, "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua.""Sesung
guhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)."(HR. Bukhari dan Muslim)Riwayat Uwais Al-QorniPemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorangyang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mataibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarniseringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah.Mereka telah bertemu denganNabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cederadan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni.Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau daridekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemuiRasulullah di Madinah.Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”Betapa gembiranya hati UwaisAl-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya
, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.Uwais Ai-Qarni Pergi ke MadinahSetelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya.Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais.Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang ditelinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkatmengay
unkan langkahnya dengan perasaan amat haru.Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakankepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun.Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehinggaia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra danUmar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba danunta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongankalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka.Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka,dia sedang menjaga unta-untamereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifahUmar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Alira sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia barudapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'adan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkatakepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datangkesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Ketika Uwais Al-Qarni WafatBeberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang kerahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan,luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan UwaisAl-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia.

Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah

disabdakan oleh Nabi saw,

bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.