Jumat, 24 November 2017

mengapa SNI mengalahkan BOW??

MENGAPA SNI MENGALAHKAN BOW?
Salah satu tujuan dari perusahaan konstruksi adalah mendapatkan hasil keuntungan yang maksimal dari pelaksanaan pembangunan proyek. Dalam hal ini sangat penting adanya pengelolaan manajemen yang baik khususnya yang berkaitan dengan anggaran biaya, sehingga diperlu dibuat sebuah rencana anggaran biaya proyek yang efisien dan dapat dipertanggung jawabkan. Pada penyusunan anggaran biaya ini terdapat metode perhitungan di antaranya metode BOW dan  SNI. Mengapa selama ini perhitungan rencana anggaran biaya sering digunakan metode SNI? Ada apa dengan metode BOW? Oleh karena itu, penulis akan membahas metode-metode tersebut.

Metode Analisa Perhitungan RAB
            Rencana Anggaran Biaya pembangunan gedung dapat dihitung dengan dua metode, yaitu metode BOW dan metode SNI :

1. Metode BOW
            BOW adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir. BOW pada tanggal 28 Februari 1921 nomor 5372 A pada jaman Belanda. Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu pekerjaan. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan bahan yang telah ditetapkan. Keduanya menganalisa harga (biaya) yang diperlukan untuk  harga satuan pekerjaan bangunan. Dari koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada suatu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan harga material dan upahyang berlaku pada saat itu. (Mukomuko,1985)

Contoh dari perhitungan analisa anggaran biaya dengan metode BOW adalah sebagai berikut :
Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K-225 :
1.       Bahan
0,96 m³ kerikil                          @ Rp 75.000,00                     = Rp   72.000,00
8,17 zak semen PC 50 kg        @ Rp 56.900,00                     = Rp 484.873,00
0,54 m³ Pasir                            @ Rp 50.000,00                     = Rp   27.000,00 +                                                                                                                                                                                                                              
Jumlah harga bahan                                                                 = Rp 563.873,00

2.      Upah
1,00 tukang batu                     @ Rp 72.900,00                      = Rp   72.900,00
0,10 kepala tukang batu          @ Rp 87.500,00                     = Rp     8.750,00
6,00 pekerja                             @ Rp 45.000,00                      = Rp 270.000,00
0,30 mandor                            @ Rp 65.600,00                      = Rp   19.680,00 +
Jumlah upah                                                                            = Rp 371.330,00

3.      Peralatan
0,4819 concrete mixer             @ Rp 36.480,370                    = Rp 17.579,8900
0,0633 water tanker                @ Rp 117.765,090                  = Rp 7.545,5300
0,4819 concrete vibrator         @ Rp 21.740,010                    = Rp 10.476,5110
1,0000 alat bantu                    @ Rp 2.050,000                      = Rp 2.050,0000 +
Jumlah alat           

                                                                 = Rp 37.560,931

            Harga satuan 1 m³pekerjaan membuat beton mutu K-225 adalah:
= Jumlah harga bahan + Jumlah harga upah + Jumlah harga peralatan
= Rp 563.873,00 + Rp 371.330,00 + Rp 37.560,93
= Rp 972.763,93

 2. Metode SNI
SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken) 1921, dengan kata lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Analisa SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan menggunakan analisa SNI ini hampir sama dengan sistem perhitungan dengan menggunakan analisa BOW. Prinsip yang mendasar pada metode SNI adalah, daftar koefisien bahan dan upah tenaga sudah ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan bangunan. Dari kedua koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga material dan upah yang berlaku di pasaran.

Contoh perhitungan rencana anggaran biaya dengan metode SNI 2008 yaitu :
Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K-225 :
1.      Bahan :
0,65 m³ Kerikil                        @ Rp 75.000,00                      = Rp   48.750,00
7,42  kg Semen PC 50 kg       @ Rp 56.900,00                      = Rp 422.198,00
0,65 m³ Pasir                           @ Rp 50.000,00                      = Rp   32.500,00 +
Jumlah harga bahan                                                                 = Rp 503.448,00

2.      Upah :
0.275 tukang batu                   @ Rp 72.900,00                      = Rp 20.047,5
0,028 kepala tukang batu        @ Rp 87.500,00                      = Rp   2.450,00
1,65 pekerja                             @ Rp 45.000,00                      = Rp 74.250,00
0,083 mandor                          @ Rp 65.600,00                      = Rp   5.444,8,0 +
Jumlah harga upah                                                                  = Rp 102.192,3

3.      Peralatan :
0,4819 concrete mixer             @ Rp 36.480,370                    = Rp 17.579,89
0,0633 water tanker                @ Rp 117.765,090                  = Rp   7.454,53
0,4819 concrete vibrator         @ Rp 21.740,010                    = Rp 10.476,51
1,0000 alat bantu                    @ Rp 2.050,000                      = Rp   2.050,00 +
Jumlah harga alat                                                                    = Rp 37.560,93

            Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K–225 adalah:
= Jumlah harga bahan + Jumlah harga upah + Jumlah harga peralatan
= Rp 503.448,00 + Rp 102.192,3 + Rp 37.560,93
= Rp 643.201,23
Kesimpulan
·         Harga satuan 1 m³ pekerjaan membuat beton dengan mutu K–225 dengan metode BOW diperoleh  Rp 972.763,93 sedangkan dengan metode SNI 2008 diperoleh Rp 643.201,23
·         Terdapat selisih harga Rp 329.562,70 (perbedaan harga yang cukup besar)
·         Analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken) 28 Februari 1921, perlu diadakan revisi atau perbaikan. Pedoman tersebut dirasakan sudah tidak relevan lagi karena analisa BOW hanya dapat digunakan apabila pekerjaannya berupa pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvensional serta tenaga kerja yang kurang profesional, sehingga apabila analisa tersebut masih digunakan secara murni mengakibatkan perencanaan biaya menjadi sangat mahal.
·         Untuk mengefisiensi dana pembangunan masih ada metode lain yang dapat digunakan dalam penyusunan anggaran biaya misalkan dengan menggunakan metode SNI.

Daftar Pustaka
1.      Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008. Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan.
2.      Mukomoko, J. A. 1987. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan Metode BOW. Gaya Media Pratama. Jakarta.

http://meisyasalsabila.blogspot.co.id/2011/07/mengapa-sni-mengalahkan-bow.html?m=1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar