Dieng dan info homestay
Info penginapan (085201188898)
Sejarah Dieng
Dataran Tinggi Dieng terdiri dari dua atau lebih gunung berapi serta banyak kawah dan puncak kecil lainnya.Diengadalah kawasandataran tinggidiJawa Tengah, yang masuk wilayahKabupaten BanjarnegaradanKabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleksGunung SindorodanGunung Sumbing.Dieng adalah kawasanvulkanikaktif dan dapat dikatakan merupakangunung apiraksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Padamusim kemarau(Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkanembunbeku yang oleh penduduk setempat disebutbun upas("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah DesaDieng Kulon,Kecamatan Batur,KabupatenBanjarnegaradanDieng("Dieng Wetan"),Kecamatan Kejajar,Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil diJawa Tengah.EtimologiNamaDiengberasal dari gabungan dua katabahasa Kawi: "di" yang berarti"tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.[1][2]Teori lain menyatakan, nama Dieng berasaldaribahasa Sunda("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang(sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politikKerajaan Galuh.GeologiDataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, sepertiYellowstoneataupunDataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalahkalderadengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagaimaterial vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi jugadapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesiesbakteritermofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal dibumi.
Dataran Tinggi Dieng terdiri dari dua atau lebih gunung berapi serta banyak kawah dan puncak kecil lainnya.Diengadalah kawasandataran tinggidiJawa Tengah, yang masuk wilayahKabupaten BanjarnegaradanKabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleksGunung SindorodanGunung Sumbing.
Dieng adalah kawasanvulkanikaktif dan dapat dikatakan merupakangunung apiraksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Padamusim kemarau(Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkanembunbeku yang oleh penduduk setempat disebutbun upas("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah DesaDieng Kulon,Kecamatan Batur,KabupatenBanjarnegaradanDieng("Dieng Wetan"),Kecamatan Kejajar,Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil diJawa Tengah.EtimologiNamaDiengberasal dari gabungan dua katabahasa Kawi: "di" yang berarti"tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.[1][2]Teori lain menyatakan, nama Dieng berasaldaribahasa Sunda("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang(sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politikKerajaan Galuh.GeologiDataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, sepertiYellowstoneataupunDataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalahkalderadengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagaimaterial vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi jugadapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesiesbakteritermofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal dibumi.Kawah-kawahKawah aktif di Dieng merupakan kepundanbagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi. Pemantauan aktivitas dilakukan olehPVMBGmelalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah. Berikutadalah kawah-kawah aktif yang dipantau dan beberapa wisata yang bisa dikunjungi
Dieng adalah kawasanvulkanikaktif dan dapat dikatakan merupakangunung apiraksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Padamusim kemarau(Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkanembunbeku yang oleh penduduk setempat disebutbun upas("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah DesaDieng Kulon,Kecamatan Batur,KabupatenBanjarnegaradanDieng("Dieng Wetan"),Kecamatan Kejajar,Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil diJawa Tengah.EtimologiNamaDiengberasal dari gabungan dua katabahasa Kawi: "di" yang berarti"tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.[1][2]Teori lain menyatakan, nama Dieng berasaldaribahasa Sunda("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang(sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politikKerajaan Galuh.GeologiDataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, sepertiYellowstoneataupunDataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalahkalderadengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagaimaterial vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi jugadapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesiesbakteritermofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal dibumi.Kawah-kawahKawah aktif di Dieng merupakan kepundanbagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi. Pemantauan aktivitas dilakukan olehPVMBGmelalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah. Berikutadalah kawah-kawah aktif yang dipantau dan beberapa wisata yang bisa dikunjungi
1.. Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di ataspermukaan laut.Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10°C di malam hari. Pada musim kemarau(Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (“embun racun”) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kompleks gunung berapi dengan kerucut-kerucutnya terdiri dari : Bisma, Seroja, Binem, Pangonan Merdada, Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil Sikuunir dan Prambanan. Lapangan fumarola terdiri atas Kawah Sikidang, kawah Kumbang, kawah Sibanteng, Kawah Upas, Telogo Terus, Kawah Pagerkandang, Kawah Sipandu, KawahSiglagah dan Kawah Sileri.Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi: “di” yang berarti“tempat” atau “gunung” dan “Hyang” yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda karena diperkirakan pada masa pra-Medang sekitar tahun 600 Masehi, daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh. ‘Surga Dieng’ yang pada masa kerajaan Chandra Gupta Sidhapala, oleh umat Hindu, diyakini sebagai poros dunia. Ketika itu, Sang Hyang Jagadnata memindahkan ‘gunung kosmik’ Meru dari India ke Gunung Dieng. Sebagai ibukota kerajaan, ketika itu, Dieng (surga para hyang) tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tapi juga pusat spiritualitas dan peradaban.Dulu diperkirakan ada 200 candi di seputar Dieng. Tapi karena bencana alam tinggal 8 yang tersisa. Candi-candi ini didirikan oleh Kerajaan Kalingga dari dinasti Sanjaya. Dalam kitab Raja Sanjaya ada disebut-sebut kata ‘Dieng’ yang dikatakan merupakantempat paling baik untuk memuja Dewa Siwa. Jadi candi-candi itu dibuatuntuk memuja Dewa Siwa. Siwa adalahdewa perusak. Dipuja agar ia tidak merusak kehidupan manusia. Ditengah-tengah dataran tinggi Dieng dahulu terdapat tempat pemujaan dan asrama pendidikan Hindu tertua di Indonesia. Sebagai bangunan suci tersebut sampai sekarang dapat kita saksikan dengan adanya candi besertapuing-puing bekas Vihara.Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah plateu yang terjadi karena letusan dasyat sebuah gunung berapi. Dengan demikian kondisi geologisnya samapai sekarang masih relative labil bahkan sering terjadi gerakan-geraka tanah. Beberapa bukti menunjukan hal tsb adalah, peristiwa hilangnya Desa Legetang, terpotongnya jalan antara Banjarnegara Karangkobar dan Sukoharjo Ngadirejo maupun retakan-retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun seperti peristiwa Sinila.Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yangmenghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memilikiwarna khas kuning kehijauan. Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik (“suka panas”) yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.
Wisata populer 2014
1.SUNRISE SEKUNIR
2.SUNRISE GUNUNG PERAHU
3.SUNSET CIPANDU
4.KAWAH SIKIDANG
5.TELAGA WARNA
6.GOA GOA
7.CANDI CANDI
8.SUMUR RAKSASA
SUMBER: 1. emoyuni.blogspot.com
2. Wikipedia.com
INFO WISATA DAN HOMESTAY
085201188898
Wisata populer 2014
1.SUNRISE SEKUNIR
2.SUNRISE GUNUNG PERAHU
3.SUNSET CIPANDU
4.KAWAH SIKIDANG
5.TELAGA WARNA
6.GOA GOA
7.CANDI CANDI
8.SUMUR RAKSASA
SUMBER: 1. emoyuni.blogspot.com
2. Wikipedia.com
INFO WISATA DAN HOMESTAY
085201188898
Tidak ada komentar:
Posting Komentar